Rabu, 20 Mei 2009

Haus Akan Mujizat ..... Kudu Hati-Hati

Banyak Pendeta/Pastor sekarang ini jadi merasa minder berat, bahkan merasa tidak Pe-De. Masalahnya mereka tidak mampu melakukan mukzijat seperti David Copperfield. Pada kehidupan modern yang serba canggih sekarang ini, Hamba Tuhan hanya baru dapat diakui dan dihargai oleh umat, apabila ia mampu menciptakan mukzijat. Tanpa adanya kemampuan ini, mereka akan dinilai sebagai Pendeta/Pastor Kelas Dua baca Dunguk! Lihat saja hampir tidak ada Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) tanpa adanya Show Mukjizat. Masa Pendeta/Pastor kalah sama dukun cilik Ponari, malu donk kawan!

Tidak bisa dipungkiri pula, bahwa kebanyakan Pendeta/Pastor dari segi kesaktian masih kalah jauh, karena mereka tidak mampu melakukan mukjizat. Beda dengan para hamba Tuhan yg setiap saat bisa melakukan mukjizat dengan motto: Kapan saja, dimana saja, Yes We Can!

Saya yakin banyak Hamba Tuhan dari segi jumlah Quantity mukjizat yang telah dilakukan oleh mereka; ada jauh lebih banyak daripada apa yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus. Mereka bukan hanya sekedar mampu menyembuhkan orang buta maupun lumpuh, tetapi juga membangkitkan orang mati. Apakah tidak hebat ?

Maka dari itu daripada mahal-mahal mengundang David Copperfield, lebih baik mengundang Hamba Tuhan yang mampu melakukan mukjizat. Bisa dipastikan, bahwa semakin hebat pertunjukan show mukjizatnya, semakin besar pula uang kolekte yang akan masuk. Maklum kebanyakan gereja sekarang ini telah beralih fungsi menjadi showbiz.

Gereja tanpa adanya pertunjukan/hiburan akan terasa hambar dan membosankan, seperti halnya kebanyakan gereja Protestan/Katolik yang miskin akan mukjizat maupun hiburan. Sudah mulai banyak dari mereka menilai jika tidak ada mukjizat terjadi, berarti Tuhan tidak hadir dalam kebaktian itu alias tidak berada ditempat, sedang cuek, sedang istirahat atau sedang cuti weekend.

Kekecewaan umat yang tidak dapat melihat Show Mukjizat telah dirasakan sendiri oleh Tuhan Yesus, pada saat Ia pulang mudik ke kampungnya di Nazareth. Disitu Ia sudah berkhotbah dengan kata-kata yang indah, sehingga para pendengarnya terpukau, tetapi ternyata ini tidak cukup. No Wonder - No Fun, maka dari itu Ia diusir bahkan sampai mau dilempar dari tebing. (Lukas 4:29 “Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu”). Kalau kita jujur umat sekarang ini juga tidak beda jauh dengan para penduduk di Nazareth.

Betapa kecilnya iman kita apabila kita hanya bisa percaya dan menerima Tuhan lewat mukjizat semata? Apakah disetiap kebaktian harus menjadi ibadah penyembuhan? Tidak! Baca tuh Alkitab disitu tercantum dengan jelas "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga AKU MEMBERITAKAN INJIL, karena UNTUK ITULAH AKU TELAH DATANG" (Mark.1:38) dan apakah kita harus menjadi sama dengan Thomas seperti yang terdapat pada Yoh. 20 : 25 “Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percata”. Janganlah kiranya kita harus mendapatkan jawaban serupa dari Yesus seperti jawaban yang diterima oleh Thomas seperti yang terdapat dalam Yoh. 20 : 29A “Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya". Namun kiranya kita bisa dan mau percaya dengan mendengar dan atau membaca firman Tuhan seperti kata Tuhan Yesus dalam frimanNya pada Yoh 20 : 29B “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
======Tuhan Yesus Memberkati ========

Tidak ada komentar:

Posting Komentar