Kamis, 05 Maret 2009

Angkat Tanganmu ... Biar Tuhan Yang Turun Tangan

Markus 10 : 52 ;
Lalu kata Yesus kepadanya, “Pergilah imanmu telah menyelamatkan engkau”

Iman seorang Musafir

Pada suatu hari ada seorang Musafir sedang melintasi gurun pasir Gobi (gurun pasir Mongolia ). Musafir tersebut terlihat kehilangan arah, payah berjalan, dan sudah kehabisan air. Gurun Gobi adalah tempat dimana anda bisa melihat kompas bisa berputar-putar sendiri dan tidak bisa menunjukkan arah. Dengan keluhan dalam hati sang Musafir berkata, “Saya bisa mati di gurun ini, tolonglah saya Tuhan.”
Dengan ketekatan Musafir tersebut berjalan terus. Pada saat haus dan keletihan yang tak terhingga, dia melihat suatu telaga yang cukup untuk diminum. Musafir tersebut lari namun ternyata hanya fatamorgana. Semangat hidupnya kembali pudar dan kembali dia berkata, “Saya bisa mati di gurun ini, tolonglah saya Tuhan.”
Dengan kekuatan yang tertinggal dan semangat yang telah dikumpulkan kembali setelah termanggu-manggu beberapa saat, berjalanlah kembali Musafir tersebut dengan iman yang baru. Pada waktu berjalan kira-kira satu jam, Musafir melihat semacam pondok kecil dengan pompa air tangan. Musafir bergegas memompa pompa itu dan memompa dan memompa namun tidak air yang keluar selain bunyi derit besi tua pompa yang kering. Dengan nafas yang tersenggal-senggal, mata Musafir akhirnya bertatapan dengan sebotol air dengan label yang tertulis “tuangkan air ini ke pompa tersebut.”
Dalam hati Musafir yang sudah sangat kehausan tersebut berkata, “enak aja suruh buang percuma, mending saya minum aja!,” namun ada suara hati lain yang mengatakan “turuti apa yang tertulis di label itu.”
Terjadilah perang batin antara mau diminum atau dituang ke pompa. Setelah DOA SEBENTAR pikiran Musafir bulat untuk menuang air dalam botol itu ke pompa. Setelah sesaat dituang, kembali Musafir memompa yang awalnya masih berderit namun tidak lama keluarlah air dari pompa tersebut. Musafir tersebut sangat gembira, bisa meminum sepuasnya, bisa mencuci kakinya, bisa mencuci tangan, bahkan membasahi seluruh badannya (mandi).
Setelah segar ia beranjak meneruskan perjalanan, tapi matanya tertuju pada botol yang airnya telah dituang ke pompa. Ia berkata, “aku akan mengisi kembali botol ini dengan air dan bisa untuk digunakan Musafir yang lain. Bukan air dalam botol ini yang menyelamatkan saya namun iman untuk memberi yang telah menyelamatkan saya.”

Dari cerita diatas bisa kita lihat bahwa KUASA TUHAN itu jauh sangat besar dari apa yang ada dalam pikiran kita, kalau seandainya kita yang ada dalam cerita diatas mungkin kita akan berpikiran sama dengan pemikiran awal dari musafir tersebut, “saya sudah haus kok malah disuruh menuangkan ke pompa itu lagi” memangnya saya orang bodoh, memangnya saya orang bego dan sebagainya, mungkin hal-hal serupa itu yang timbul dalam pemikiran kita karena kita mengandalkan kekuatan kita sendiri.

Juga bisa kita lihat hal-hal yang sangat tidak masuk akal pada kehidupan Elia yang ada di I Raja-raja 17 ayatnya 10 – 16 dimana ada seorang janda yang mempunyai seorang anak yang mengalami krisis ekonomi total di negrinya sedang mengumpulkan kayu bakar untuk pengolahan bahan makanan yang paling terakhir dari sisa bahan makanan yang mereka punya.
“ayat 12”;
“Perempuan itu menjawab:”Demi TUHAN, Allahmu yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api kemudian aku mau pulang dan mengulahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati”.

Disini kita bisa melihat ketidak berdayaan dan juga keputus asaan dalam menghadapi suatu permasalahan. Sering kita berkata; Tuhan saya sudah tidak tahan lagi dengan penderitaan ini, saya sudah tidak mampu lagi menanggung pencobaan ini, Tuhan mengapa Engkau berikan pencobaan begitu berat kepadaku, lebih baiklah Tuhan ambil nyawa yang telah Kau berikan ini biar semua derita ini selesai, namun kita tidak duduk tenang dan berdoa seperti yang dilakukan oleh musafir tersebut, yang berdoa kepada Tuhan dan selalu menyerahkan segala sesutunya kepada Tuhan “Saya bisa mati di gurun ini, tolonglah saya Tuhan.” Karena tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong kita dimanapun kita berada, sebab Tuhan itu ada dimanapun kita berada asal kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan dan mendengarkan suara Tuhan dan percaya sepenuhnya kepada firman Tuhan.

I Raja-raja 17:13 “Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu”.

Kalau dengan akal pikiran manusia hal ini tidak akan pernah kita lakukan, mengingat tepung itu sendiri sudah sangat sedikit begitu juga dengan minyak yang buat ibu janda dan anaknya itu sendiri saja masih kurang apalagi harus dibuat terlebih dahulu buat Elia. Mungkin kalau ada orang yang berkata demikian kepada kita mungkin saja sudah kita usir atau bahkan akan kita caci maki karena sangat mementingkan diri sendiri, namun ibu janda itu berkata lain dari sifat manusia pada umumnya karena dia percaya akan firman Tuhan karena yang berbicara kepada dia saat itu adalah Hamba Tuhan.

14. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."
15. Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.
16. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

Dari dua hal yang terjadi diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa bagaimanapun beratnya beban atau penderitaan yang sedang kita hadapi janganlah sekali-kalai kita mengandalkan pikiran kita sendiri apalagi menyalahkan Tuhan, namun sebaiknya kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan, kita ambil saat teduh sebentar untuk berbicara dengan Tuhan, meminta petunjuk dan pertolongan kepada Tuhan, dengarkan suara Tuhan, percaya akan janji Tuhan, angkatlah tanganmu didepan Tuhan biar kiranya Tuhan Turun tangan kepadamu, kepada masalah yang sedang kita hadapi. Karena kalau kita Turun tangan mungkin Tuhan akan Angkat Tangan akan masalahmu, tetapi kalau kita sudah Angkat Tangan akan masalah kita dan kita berserah sepenuhnya hanya kepada Tuhan, yakinlah baha Tuhan akan selalu Turun Tangan akan masalah yang kita hadapi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar