Kamis, 19 Maret 2009

Mengapa Orang Lain Diberkati

Pernahkan kita memperhatikan satu keluarga yang begitu pelit, begitu susahnya berbagi dan membantu orang yang berkesusahan hidupnya semakin baik atau semakin kaya? Bukannya semakin kaya atau semakin baik namun malah hal sebaliknya yang terjadi, keluarga itu malah semakin menderita, semakin miskin dan bahkan semakin kesusahan dalam mempercukupkan apa yang mereka butuhakan, karena hal itu sudah jelas dikatakan dalam Firman Tuhan yang tertulis dalam Matius 6:27;
“Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”
Namun apabila kita memperhatikan satu keluarga yang begit baik, begitu ramah dan bahkan begitu banyak menampung orang tinggal bersama-sama dalam rumahnya apakah keluarga itu menjadi melarat dan atau menjadi miskin ??
Saya pernah dan bahkan sering melihat rumah-rumah yang tadinya miskin, tadinya tidak memiliki makanan yang bisa dibilang berlebih dan bahkan dikatakan cukup juga tidak, namun bisa memberi tumpangan untuk tinggal bersama-sama dengan mereka dalam satu rumah sederhana, makan seadanya namum bukan semakin kekurangan, bukan semakin melarat akan tetapi malah kehidupan mereka semakin berkelimpahan.
Apabila kita berpikir secara matematika dan melihat dengan mata telanjang kita itu adalah sesuatu hal yang salah atau sesuatu hal yang mustahil karena apabila kita berpikir yang tadinya 3 piring nasi hanya cukup untuk 3 orang saja yang berarti setiap orang mendapat 1 piring nasi namun dengan bertambahnya orang dalam rumah tersebut seharunya 3 piring nasi tadi menjadi dibagi 4 orang berarti hanya kebagian ¾ piring saja setiap orangnya dan bukan tetap 1 piring yang berarti mereka menjadi kekurangan, kelaparan, akan tetapi dari hal apa yang saya perhatikan sangat jauh kenyataannya dari apa yang kita perkirakan tadi, dimana mereka tidak kekurang atau kelaparan tetapi selalu berkecukupn dan bahkan menjadi bekelimpahan.
Karena kejanggalan yang saya lihat dan saya amati dari kisah yang saya utarakan diatas timbul suatu pertanyaan dalam hati, kok bisa seperti itu ya ?? Apa rahasia dibalik hal itu semuanya ? Sebagai jawaban untuk kita semuanya itu bisa kita lihat dan kita baca dalam Alkitab yang tertulis pada Kitab Matius 14 : 15 – 16

14:15 Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa."
14:16 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."

Murid-murid Yesus meminta kepada Nya agar menyuruh orang banyak itu pergi karena murid-muridNya berpikir dengan pikiran mereka sendiri karena sudah mulai malam dan pasti mereka sudah lapar dan butuh makanan padahal makanan tidak ada untuk disuguhkan. Mereka tidak berkonsultasi dulu dengan Tuhan, tidak bertanya dulu dengan Tuhan. Begitu juga dengan kita dalam menyingkapi sesuatu kita sering berpikir dengan mengandalkan kekuatan kita sendiri, kita melihatnya dengan mata badani kita dan berkata bagaimana saya sanggup berbagi dengan orang lain sedangkan untuk diri saya sendiri saja masih kurang, bagaiman saya bisa menolong orang lain sedangkan diri saya saja masih butuh pertolongan.
Jadi yang menjadi jawaban dari pertanyaan tadi berdasarkan FirmanNya yang tertulis dalam Kitab Kisah Para Rasul 20 : 35
” Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."

Firman Tuhan ini juga akan lebih dikuatkan atau akan lebih memberikan penjelasan yang lebih lagi apabila kita melihat dari kisah serupa (Lima Roti dan Dua Ikan) yang ditulis oleh Yohanes dalam Kitab Yohanes 6:9
"Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?
Coba kita bayangkan seandainya anak kecil itu langsung menyembunyikan roti dan ikan yang ada padanya dengan berpikir bahwa untuk dia sendiri semuanya itu mungkin masih tidak cukup (masih kurang), maka semuanya mujijat itu tidak akan terjadi dari apa yang dia (anak kecil) miliki. Namun karena anak kecil itu mau memberi mau membantu maka mujijat yang begitu besar nyata dalam hidupnya.

Firman Tuhan yang menjadi kunci utama dalam hidup kita tentang hal memberi adalah yang tertulis dalam Kitab Lukas 6:38
“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar