Minggu, 01 Maret 2009

Rancangan Tuhan Sungguh Indah Dalam Hidup Kita

Waktu saya baru berangkat merantau ke Jakarta bulan Januari tahun 1991 dengan bermodalkan ijazah SMEA ditambah sedikit ilmu komputer (WS, Lotus) tidak banyak yang bisa saya lakukan untuk mencari lapangan pekerjaan. Saudara/Abang saya bekerja sebagai Sopir dan Kernet Metromini di daerah Cilincing-Tanjung Priok. Karena sudah melamar kesana-kemari tidak mendapatkan sebuah lapangan pekerjaan, dengan terpaksa saya ngikut teman dari Abang ngenekin metromini namun tidak berapa lama dan tidak tau persis apa penyebabnya tiba-tiba ada pengemudi mobil berhenti mendadak di depan kami langsung marah dan memukul saya hingga menyebabkan mulut dan muka saya sakit yang tidak tanggung-tanggung, hingga akhirnya Abang saya menyarankan biar saya berhenti saja ngenekin, dan menyarankan saya biar mencoba lagi melamar pekerjaan dan berkat bantuan dari Saudara Jauh saya bisa masuk bekerja di sebuah Bengkel Bubut di daerah Cakung. Padahal saya lulusan dari SMEA jurusan Administrasi disuruh bekerja di Bengkel Bubut sama sekali saya tidak mengerti apa-apa dengan mesin dan akhirnya saya dikasih pekerjaan yang sangat membutuhkan tenaga yang kuat yaitu membuka/ menghancurkan baut-baut yang sudah karatan namun demi mempertahankan hidup di rantau orang terpaska saya lakonin dengan sabar.

Mungkin karena kesabaran saya melakoni setiap pekerjaan yang diberikan kepada saya, hingga ada teman kerja di bengkel tersebut dengan telaten mengajari saya untuk mengoperasikan sebuah mesin untuk membuat lobang Sepi dan untuk mesin Skrap dan setelah saya hampir bisa mengoperasikan mesin tersebut teman kerja ini juga kebetulan mendapatkan pekerjaan di tempat lain, sehingga di mempercayakan mesin ini kepada saya yang sedang melakukan finishing dari suatu pekerjaan yang mungkin akan medapatkan insentive yang ukuran saat itu (1992) cukup besar, namun setelah sepeninggal dari teman ini tiba-tiba Supervisor membentak saya dan berkata "tidak ada hak kamu memegang mesin itu" dan langsung menyuruh adeknya dari mesin yang lain melanjutkan pekerjaan yang sudah hampir selesai dan akhirnya adeknya yang mendapatkan insentif dari pekerjaan yang telah kami lakukan. Karena jengkel dan kesalnya sempat juga terjadi Adu mulut yang akhirnya saya mengangkat sebuah mesin gerinda yang cukup besar dan menghidupkannya hingga si Supervisor lari terbirit-birit ke Ruang kantor pimpinan dan akhirnya pimpinan dari perusahaan/bengkel tersebut mengetahui duduk permasalahan hingga menyarankan insentive tersebut diserahkan sebagian kepada saya dan tetap memegang mesin tersebut karena dinilai oleh pimpinan tersebut saya sudah layak mengoperasikannya.

Namun karena saya dan Supervisor sudah sempat terjadi pertengkaran yang sedemikian rupa yang mungkin sudah sangat sulit bisa terjadi kerjasama untuk hari-hari selanjutnya sehingga saya memutuskan untuk berhenti bekerja yang sebenarnya pimpinan dari perusahaan/bengkel tersebut tidak mengijinkan saya dengan menyarankan pindah ke bagian/devisi lain, namun tetap saya memilih untuk berhenti saya.

Masih banyak kejadian-kejadian yang sangat menyakitkan saat bekerja di tempat lain, setelah saya keluar dari Bengkel tersebut saya bekerja di Toko Sepatu di daerah Tangerang "animo" hampir setahun lebih saya tidak pernah bisa ke Gereja karena setiap hari tanpa libur harus bekerja dari jam 8.00 - jam 21.00 sehinga tidak ada kesempatan untuk beribadah ke Gereja kapanpun, namun pas di Hari Natal saya tidak masuk kerja karena berpikir masa Natal saja saya tidak bisa ke Gereja, namun begitu masuk esok harinya karena pas tanggal gajian ternyata gaji saya langsung ada pemotongan karena tidak masuk kerja 1 hari (Natal), karena hati dan pikiran saya tidak bisa menerima kenyataan itu langsung dengan spontan saya berkata okelah sampai hari ini jugalah saya bekerja di sini dan dengan rasa kaget juga pemilik dari toko itu menjelaskan karena demikianlah peraturan yang ada dan dengan janji akan membayarkan kembali gaji yang di potong itu, namun dengan bersih kukuh saya menyatakan berhenti dan kembali lagi saya harus menjadi pengangguran.


Tuhan memang membuat Rancangan Yang Indah dalam hidup kita, seperti yang tertulis di Yeremia 29 : 11
"Sebaba Aku ini mengetahui rancangan-randangan apa yang ada pada_ku mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan".


Tuhan tidak membiarkan saya terlalu lama dengan PENGANGGURAN dan langsung Tuhan mengirimakan hambanya memberikan sebuah lapangan pekerjaan bagi saya, persisnya Oktober 2004 saya dimasukkan oleh Hamba Tuhan di sebuah Yayasan yang bergerak di bidang Pendidikan sebagai Staff di bagian kepegawaian di daerah Kebayoran Lama, dari sejak inilah semakin jelas tangan Tuhan itu selalu membimbing anak-anakNya yang selalu patuh dan setia kepadaNya. Sejak saya masuk bekerja di Yayasan ini dan tinggal di rumah Hamba Tuhan yang memberikan saya bekerja dan selalu membimbing saya untuk selalu tekun dalam Doa. Namun tetap saja ada tantangan dan rintangan yang menghadang jalan-jalan anak Tuhan, di saat saya memutuskan untuk melanjutkan sekolah (kuliah) langsung saja pimpinan saya memindahkan saya ke cabang lainnya yang jaraknya lumayan jauh dari tempat rencana saya kuliah dan tempat saya nompang hidup dan kalau melihat dari gaji yang saya terima tidak akan cukup saya bagi-bagi untuk biaya makan dan trasport dan uang kuliah walaupun dengan sehemat apapun juga dan akhirnya saya menelepon teman kerja sebelumnya yang sudah mendapatkan pekerjaan di tempat lain untuk menanyakan kemungkin ada tidaknya lowongan di tempat dia bekerja, ternyata tangan Tuhan begitu baik dan mengijinkan saya bekerja di tempat teman ini bekerja yang hingga akhirnya saya bisa kuliah dan menggapai gelajar S-1 Ekonomi.

Dari kejadian-kejadian inilah saya semakin menyadari bahwa tangan Tuhan tidak terlalu pendek untuk menolong kita dan Tuhan itu benar-benar tidak pernah membuat suatu rancangan malapetakan dalam kehidupan anak-anakNya, tergantung bagaimana cara kita menyingkapi dan memandang dari permasalahan yang sedang kita hadapi, karena tidak sedikit dari teman-teman saya yang waktu ngenekin di Tanjung Priok tersebut yang menjadi Narkoba, Narapidana dan hingga mati terbunuh karena ketahuan mencuri/menodong.

Oleh karena itu, dengan perantaraan tulisan ini saya mengharapkan kepada kita semua untuk menyingkapi dengan baik dari setiap kejadian-kejadian yang terjadi dalam kihidupan kita, dan tetaplah kita bisa mengucap syukur dari segala hal yang terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar